Nga Pe Kota '' LUWUK ''
Penelitian
sejarah kota Luwuk (2013) di dapati bahawa secara etimologi Luwuk berasal dari kata Luwok” atau ‘’huk’’’
yang artinya Teluk” Dengan demikian terjawab
sebuah pertanyyan yang selama ini tidak di ketahui oleh masyarakat
,tentang arti dan makna kata luwuk .Demikian pula di dapati bahwa Luwuk pertama kali sebagai pusat pemerintahan
dan pusat perdangan ,terjadi pada tahun 1907,yang di bentuk oleh pemerintahan
Hindia Belanda,kampung pertama kalinya yaitu Kampung Asam
Jawa(1901),kampung ini dalam perkembangan selanjutnya bernama Kampung Soho
(1919)
Fakta dan kenyataan sejarah bahwa Luwuk (1907-1919),merupakan pusat
pemerintahan Hindia Belanda di Pantai Timur Pulau Sulawesi,yang dikenal dengan
Afdeling Ouskust van Celebes,pemerintahan Hindia Belanda setingkat Residen
(propinsi),berdasarkan”Staatsblad No.367,tahun1907’’,ibu kota ini,kemudian oleh
pemerintah Hindia Belanda di pindahkan
ke Bau-Bau(1911-1924)
Sedikit tentang Kampung-kampung yang ada di kota luwuk ^,^
*Kampung Asam Jawa
Keturunan persekutuan Keleke,mengembangkan wilayahnya ke pesisir [antai yang mereka
namakan Luwok (Teluk) pengembangan wilayah ini merupakan sebuah ‘’sikap’’ dan
niat’’ warga Keleke untuk lebih berkomunikasi dengan masyarakat lain yang lebih
terbuka,serta untuk membangun negeri Luwok yang demokrasi dan bersahaja,dengan
tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya leluhurnya.
Ibu kota Keleke Pahyosan kemudian
dipindahkan serta dikembangkan kearah permukiman di tepi pantai Luwok,Kampung
Asam Jawa
*Kampung
Soho
Kepala Kampung Soho Anahan (1926-1963)
Pada akhir tahun Desember 1926,para tua-tua adat Keleke –Asam jawa melaksanakan musyawarah ,menentukan nama kampung dan
memilih kepala kampung ,yang hadir tua-tua adat antara lain kai Aimang ,kai
Talla,kai Djafili,.kai Masang,kai Adele,kai ngadimin,kai Ndoa,kai Toadja,kai
Siradjudin Datu adam,kai Tatu Sibay,mereka memutuskan nama kepala kampung baru
,SOHO dan mengangkat mengukuhkan Kepala Kampung Soho Anahan
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Kampung SoHO Anahan di bantu oleh juru tulis
Massang dan Talla untuk Lumpoknyo Ndoa,Tandos Tiadja,Tountoan T.Molintas
Nama-nama dusun di kampung SOHO adalah Kandati (pusat pemerintahan)Subuhan
Pepelon (dari Pekuburan Asrama Polres,dan
Persibal)dan kolopisok (pertokoan)Gusali Bungin(Pasra Tua)serta Supak
(toko ObatSehat –Alhaerat)
*Kampung Dongkalan
Kampung Dongkalan pertama kali terbentuk pada tahun 1925,dengan dimulainya
pembangunan perumahan pertama di Bo Wu dan Supak serta Kolopisok(Pertokoan)
oleh keluarga besar Ahmad Sinukun ,Sapeo,Enot,Malabang Djalumang ,makmur Banggu ,Nasir dan keluarga
besar Datu Adam,Mang, Lalusu Mile,Dj N Agama,DjibranAbd.Gani,H Tjatjo,H Thalib
Serta yang lainnya.
*Dongkalan diambil dari nama Buah
bentuknya kecil dan ringan.Pohon tidak tumbuh secara meninggi,melainkan
melebar.uniknya pohon yang di jadikan hiasan
rumah itu hanya satu tumbuh pada satu wilayah saja.wargapun terinspirasi
sehingga member nama Kmpong Dongkalan.
Kini pohon dan buah tersebut tak dapat
dijumpai lagi diwilayah ini,kata Fatma mang ketika berbincang bincang dengan
wartawan dikediamannya belum lama ini. Selain Soho dan Simpong ,Dongkalan
termasuk wilayah tertua dikecamatan Luwuk.sebelum terjadi pemekaran ,Dongkalan Luwuk. Memiliki cakupan
wilayah yang luas
*Kampung Simpong
Kampung Simpong lahir bersamaan dengan Kampung Jole,yang diawali dengan pembangunan rumah tempat tinggal dari anak -anak tumai Sandakan (kai Laiti) yaitu Kai Djaitang Laiti,kai Madeng laiti ,kele Sulapi Laiti dan dari pisang Dayanun,kai Tatu dayanun,kai De'eng Dayanun ,kele Muna dayanung ,kele halima Dayanun ,serta keturunan dari kai Katib Liamin,kai Hipan Kai Budahu,kai Penak ,dan lainsebagainya,kejadian ini terjadi pada tahun 1923.
Simpong artinya tempat pertemuan,mulai nmenjadi kampung tahun 1926 dibawah pimpinan Kepala Kampung tahun 1926,dibawah pimpinan kepala Kampung Simpong Pertama Ibrahim Dayanun,kemudian tahun 1930 Kepala Kampung Simpong Noni dayanun sampai pada tahun 1942.Status Simpong dari kampung ke desa terjadi pada tahun 1963 yang dipimpin oleh kepala desa Simpong Pertama Azis dayanun (Putra dari kai Noni dayanun,ayah kandung haris Dayanun) Luas wilayah Kelurahan Simpong 2,30 Ha.dengan jumlah penduduk 11469 jiwa (2007).Kelurahan Simpong ,masuk dalam wilayah kota Luwuk kecamatan Luwuk Selatan
*Jole' Termasuk wilayah simpong ,Jole dalah sebuah kampung yang diambil dari tanaman sejenis padi atau gandum(tanaman ini ada jenisnya semacam jole pulu dan jole biasa) yang pertama ditanam sebagai bahan makan juga sebagai batas tanah atau kintal dibatasi tumbuhan jole dan sayur lilin (sampioto atau bi'ot)dan banyak tumbuh di lokasi tersebut sehingga disebut Kampung Jole
*kampung Maahas
kmpung ini terbentuk pada tahun 1930,oleh masyarakat dari kampung Huhak (sub dusun kampung wilayah Keleke di Mangin Piala)yang pertama kali membangun rumah Maahas adalah kai Tolomon, diikuti oleh Kai Madeng Laiti,keluarga kai tatu Lumpeng dan yang lainnya. Kampung Maahas (1930)masuk dalam wilayah kampung Simpong ,nanti setelah tahun 1950,terbentuk perkampungan Maahas dengan Kepala kampung pertamannya Pungga (1950-1960)
Tahun 1965 Kampung Maahas naik statusnya menjadi Desa ,dengan kepala Desa pertamannya Gaos E.Ajaka (suami Lina Djalumang)
Tahun 1981,Desa Maahas naik lagi statusnya menjadi kelurahan Maahas,dengan Lurah pertamannya Abd.jalal Junus.masing masing Lurah Maahas dalah sbb:
Mhsin Tuala,Wahidin Nasir ,Sutrisno Husain,Rudi K. Bulla,Eranini Mustatim,Muh Arif Sahi ,fahri zaman dan Ramli Muid (2013) Luas Wilayah Kelurahan Maahas 48,59 Ha (2017 dengan jumlah penduduk 5462 jiwa (2007) Kelurahan Maahas ,masuk dalam wilayah Kota Luwuk kecamatan Luwuk Selatan (2013),Kabupaten Banggai ,Sulawesi Tengah.
*Kampung Bungin
Orang Gorontalo yang pertama menginjakan kakinya di Luwuk adalah Tumbingo(ayah kandung Jusuf Tombingo) dengan Km.Marsose,pada tahun 1911 dan tinggal menetap diwilayah Gusali Bungin Kelek ,yang kemudian dikenaldengan nama "Pasar Tua"' masuk dalam wilayah Kampung Soho.
tahun 1912 warga Gorontalo bertambah lagi dengan kedatangan keluarga Bakari,keluarga Ali ,Keluarga Taha Monti ,keluarga Ruga dan Keluarga Aisari (J.Hubu)serta yang lainnya. kelurahan Bungin Terbentuk pada tahun 1 januari 1981 dengan Lurah masih dijabat oleh M.Basuni (1984) ..tahun 2010 kelurahan Bungin melakukan pemekaran berdasarkan Perda kabupaten Banggai,menjadi Kelurahan Bungin Timur ,masuk dalam wilayah Kota Luwuk,kecamatan Luwuk kabupaten Banggai ,Sulawesi Tengah. Luas wilayah Kelurahan Bungin Timur 3,84 Km2 dan jumlah penduduknya 2.619 jiwa (2010)
*Kampung Baru
Kampun Baru merupakan pemekaran wilayah Soho yang diserahkan oleh Kepala Desa Soho Dake Anbahan pada tahun 1964 yaitu diterima langsung oleh kepala Kampung Baru Lalu Minggu (ayah kandung Minggu Sarpah) dan La Angga Sahata)
Wilayah Kampung Baru yaitu Dusun BoWu dan Mangkio namun pada tahun 1940,setelah Kampung Dongkalan terbentuk ,Kampung Baru masuk dalam wilayah Kampung Dongkalan yang kemudian menjadi kelurahan Inilah yang melakukan pemekaran Kampung Baru menjadi kelurahan Baru pada tahun 1982,dengan Lurah Pertamannya La Angga Sahata (1982) Luas wilayah Kelurahan Baru 1,74 Km2. dengan jumlah penduduk 3.507 jiwa (2010) sedangkan luas wilayah Kelurahan Mangkio 1,56 Km2.dengan Jumlah penduduk 3.207 jiwa (2010) Kelurahan Baru dan kelurahan Mangkio masuk dalam wialayah Kota Luwuk ,kecamatan Luwuk ,Kabupaten Banggai ,Sulawesi Tengah.
*Kampung Hanga-Hanga
Kampung Hanga-Hanga pertama kali diturunkan dari Mangkin Piala,ke kaki Gunung Paka tahun 1918,oleh kai Djaitang Laiti dibantu oleh Kai Budahu ,kai Penak ,kai Alena dan kai Yupo serta yang lainnya.Pertama kali nya kampung hanga-hanga (1950) dipimpin ileh Djaitang laiti dengan kepala jaga Alena dan Penak
Desa hanga-hanga terletak pada ketinggian 30-60 M dari permukaan laut dengan curah hujan antara 1.500-2.000 mm/tahun ,topografi daftar ,perbukitan serta pegunungan, denga suhu udara antar 22-32 derajat C. Pada tahun 2006 Hanga-hanga naik statusnya dari Desa menjadi Kelurahan dengan plth.Lurah hang-Hanga A.M.I Lantaki (2016),dilanjutkan oleh Lurah H.Sophansyah Yunan.Lurah Wahyudin Sangkota dan Rivordi Penak (2010-2013)
*Kampung Lumpoknyo
Lumpoknyo,dalam bahasa saluan artinya ''besar ''(melompo) jika di artikan dengan wilayah atau tanah pertanian yang subur. kampung Lumpoknyo merupakan Dusun dari Kampung Soho sejak dipedalaman (1919) dengan jabatan Kepala jaga yang dijabat oleh Tiama dan Ndo'a Laip. tahun 1953,kampung Lumpoknyo berdiri sendiri,dengan kepala kampung pertama dijabat oleh Bahar makat(1953-1961) Din Ndo'a (1961-1977)dan lalu Mabing (1977-1978) sejak tahun 1975 masyarakat Lumpoknyo diturunkan ke tepi pantai Luwok tepatnya di Km 1,bertetangga dengan Kelurahan Bungin
Luas wilayah Desa Lumpoknyo 30,70 Km 2.dengan jumlah penduduknya 1.136 jiwa (2010).Desa Lumpoknyo masuk dalam wiilayah Kota Luwuk ,wilayah kecamatan Luwuk ,Kabupaten banggai ,Sulawesi tengah.
*Kampung Tontouan
Kata Tontouan diambil dari sejenis Lebah yang pada saat itu berada di perkampungan di daerah pedalaman (Mangkin Piala),yang di temukan berada disuatu tempat lubang yang cukup besar ,yang didiami oleh sejenis binatang Lebah yang disebut Tontouan,ini yang kemudian mengilhami lahirnya Kampung Tontouan diwilayah Kecamatan Luwuk
Kampung Tontouan pertama kali diturunkan dari Mangkin Piala,k kaki Gunung paka pada tahun 1925,oleh kai Sahada.kai kubin,kai Hipan ,kai Budahu ,dan kai Molintas (tumai Saun)serta yang lainnya). Kampung Tontouan pertama kalinya dipimpin oleh kai Sahada (1927),kemudian dilanjtkan oleh kai Kubin serta kai hipan sampai tahun 1978. Berdasarkan Undang-Undang nomor 5 tahun 1979 status Kampung Tontouan berubah menjadi Desa tontouan yang dipimpin oleh kepala Desa M.T Molintas (1979-1981)
Desa Tontoan terletak pada ketinggian 1-300 m dari permukaan Laut dengan curah Hujan rata-rata 1500 mm -2000 mm,dengan topografi datar ,perbukitan serta pegunungan ,dengan suhu udara antara 26-32 derajat C. Luas wilayah desa Tontouan kurang lebih 25,60 Km2.terletak dibagian Barat Kota Luwuk, dengan Jumlah penduduk laki-laki 569 jiwa dan perempuan 666 jiwa ,serta jumlah KK sebanyak 278 Kk.
mata pencaharian penduduk Desa Tontouan sebagian besar adalah petani (125 jiwa) tukang (27 jiwa), PNS (58 jiwa) dan pedagang (26 jiwa ) desa tontouan masuk dalam wilayah Kota Luwuk ,Kecamatan Luwuk,Kabupaten Banggai,Sulawesi Tengah
sumber:buku Sejarah Kota Luwuk (Haryanto Djalumang)